T R U S T

Dalam banyak seminar, saya sering bertanya pada para peserta, apa yang paling dibutuhkan oleh setiap orang untuk kesuksesannya? Jawabannya bermacam-macam, antara lain dana, pendidikan, kecerdasan, pengalaman, keterampilan, bakat, kemauan, ketekunan, jejaring, dan manajemen. Betulkah?

Dana. Apakah semua orang yang dianggap sukses, yang namanya tercatat dengan tinta emas dalam sejarah dunia, adalah orang-orang yang hanya punya dana besar? Ternyata tidak. Banyak di antara mereka, memulai karir tanpa harta. Pada akhirnya, ada yang meninggal dengan harta yang banyak, tapi ada pula yang meninggal dalam keadaan tanpa harta pula. Ini berarti, dengan atau tanpa harta, orang bisa sukses.

Pendidikan. Memang ada orang yang mencapai suksesnya lewat pendidikan formal yang tinggi. Tapi tidak sedikit orang yang berhasil mencapai kedudukan tinggi dalam berbagai bidang, hanya dengan bekal pendidikan yang rendah. Ini juga berarti bahwa dengan atau tanpa pendidikan, orang bisa sukses.

Terlalu panjang jika saya harus membahasnya satu per satu. Intinya, seluruh faktor yang disebutkan di awal tulisan ini, semuanya adalah faktor penunjang. Bukan faktor utama. Semua faktor itu, saya ibaratkan sebagai angka nol. Kalaupun anda punya sepuluh faktor itu, seolah anda memiliki sepuluh angka nol. Jangankan sepuluh. Jika pun anda punya seribu angka nol, tanpa ada angka satu di depan deretan angka nol yang banyak itu, tidak akan ada gunanya! Nol adalah angka mati, yang keberadaannya membutuhkan bantuan angka lain.

Dibutuhkan satu angka hidup yang bisa membuat semua angka nol (baca : faktor-faktor penunjang) menjadi berarti. Dan angka hidup itu adalah kepercayaan! Kepercayaan lah yang membuat seseorang diangkat jadi presiden. Kepercayaan lah yang membuat seorang sales bisa menjual produk dengan harga sangat mahal. Kepercayaan lah yang membuat seorang pemimpin memerintah bawahannya.

Setidaknya ada dua cara mendapatkan kepercayaan. Pertama, dengan membeli. Jika anda punya uang, dan kemudian anda ingin jadi bupati atau gubernur, maka cukup anda bagikan sejumlah uang pada para calon pemilih dengan imbalan mereka memilih anda. Cara ini rawan pengkhianatan. Kalau lawan anda punya uang lebih banyak, bisa jadi uang anda diambil oleh para calon pemilih, tapi anda tidak dipilih.

Cara lainnya adalah memberi. Bantulah sebanyak-banyaknya orang yang kesulitan tanpa mengharapkan balasan. Tidak selalu harus dengan uang. Singkirkan duri yang bisa membuat orang celaka. Tutup kran yang mengucur di mesjid atau mushalla. Tersenyumlah kepada orang lain. Berikan perhatian pada orang lain. Dan ingat! Sejarah mencatat seorang manusia yang lahir dalam kedaaan miskin, tidak pernah sekolah, buta huruf dan pernah jadi penggembala kambing, sampai kini ajarannya masih dijalankan dengan khusyu’ oleh para pengikutnya. Itu karena sejak kecil beliau membanjiri aktivitas sehari-hari dengan kebaikan. Buah dari kebaikan adalah kepercayaan.

Kepercayaan bagai lokomotif dalam sebuah rangkaian kereta api. Ketika kepercayaan (trust) sudah didapat, gerbong-gerbong lainnya akan mengikutinya. Lakukan kebaikan, dapatkan kepercayaan, dan lihatlah apa yang akan terjadi!

Oleh : Zainal 'Teroris' Abidin
(Sudah dimuat di Majalah KHAlifah Edisi Februari 2010)