Pelajaran dari seorang Adzan

Seperti biasanya, kalau sudah tidak tahu mau ngerjain apa di internet, aktifitas yang paling asik adalah blogwalking. Malam ini saya mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berarti dari blog seorang pengusaha, Pak Adzan Wahyu Jatmiko.
berikut tulisannya.

Muslim pengusaha, bukan pengusaha muslim

Sekedar sharing, mohon maaf tidak bermaksud memojokan pihak-pihak tertentu, riya, atau segala perilaku negatif yang lain..
sekali lagi ini blog personal saya, untuk warisan anak cucu dan generasi muda di bawah saya nanti nya insya Allah..

Seorang teman bertanya kepada saya di Bandung ketika halal bihalal TDA kemarin. Ia bertanya mengapa jika saya berbicara dengan orang lain, saya jarang sekali berbicara tentang bisnis ataupun me-lobi tentang sesuatu.

Si penanya ini adalah sahabat saya sendiri, kebetulan beberapa bulan terakhir rajin mengikuti saya bersilaturahmi menyambangi beberapa kenalan-kenalan saya.

Saya sendiri tidak bisa menjawab, saya hanya merasa bahwa itu adalah gaya saya. Karena "pekerjaan" saya bukanlah pengusaha, "pekerjaan" saya adalah sebagai seorang muslim. Adapun status pengusaha saya sekarang adalah inisiatif saya, supaya "pekerjaan" saya sebagai seorang muslim berjalan optimal, dan makin mendekati tujuan yakni ridha Allah.

Bagi saya, menjalin ikatan persaudaraan jauh lebih nikmat dibanding obrolan2 atau lobi2 bisnis. Di halal bihalal kemarin, saya jauh merasa lebih dekat dengan beberapa orang, antara lain Pak Ipung, Pak Sigit, Pak Ananto, Pak Agustav dan lain-lain. Dan bagi saya itu jauh lebih nikmat dibanding mendapat proyek bisnis.

Lalu darimana datangnya rejeki kita? tenang aja, "saya yakin rejeki saya tidak akan bisa dikurangi, karena itu diri saya tenang" begitu kata Hasan Al-Basri (status andalan nya kang Putra di YM hehehe)

Tapi serius, saya bukan termasuk orang yg njlimet mikirin uang, mikirin "dapet apa" dsb..
ah.. serius deh, ga ada yg bisa gantiin nikmatnya dapat saudara baru..
dapat "orangtua" baru..
dapat guru baru..
Lagian, bukankah "mempunyai teman" lebih berharga dari "memiliki omzet besar"? Coba deh baca buku2 Anthony Robins sama Zig Ziglar hehehe

Jadi prinsip pertama saya sebagai Muslim pengusaha, "Mengutamakan silaturahmi/persaudaraan dibanding keuntungan"

Sesaat teman saya itu mengiyakan. kemudian mengatakan bahwa dia sangat tidak ingin kehilangan teman. Apapun yang terjadi.

Lalu saya bilang, jangan pernah fokus untuk kehilangan atau mendapatkan teman. Tapi fokuslah untuk berbuat yang benar. Tanpa Kompromi. Walau tindakan kita mungkin akan menyebabkan kita kehilangan teman2 kita.

Contohnya, beberapa saat yang lalu saya berhasil melakukan efisiensi dana setup pabrik sebesar 50jt. Saya bisa saja bilang ke investor bahwa tidak terjadi perubahan harga. Tapi saya tau itu TIDAK BENAR. saya lebih memilih tindakan BENAR, apapun risikonya

contoh kedua, bisa baca disini http://adzan101.blogspot.com/2008/09/tidak-akan-meninggalkan-jalan-ini.html
saya hanyalah memilih jalan yang menurut saya benar, apapun risiko nya (kehilangan partner bisnis)

contoh ketiga, adalah ketika saya membutuhkan jasa perantara untuk sebuah bisnis. Dari akad awal pun sudah tercetus kesepakatan harga dengan sang perantara. Ia pun menemukan saya dengan suplier yang bersangkutan. Saat ini saya punya power yang cukup untuk "memotong jalur". Tapi hal itu tidak akan pernah saya lakukan, karena itu TIDAK BENAR. Sedikit ilustrasi, jika saya bisa "memotong jalur" akan menghemat hingga 9 digit rupiah per bulan. Mungkin hanya sedikit orang yang bisa bertahan di posisi saya untuk tetap berbuat yang benar (hehehe narsis bgt ya).
sekali lagi, saya hanya fokus berbuat benar, walau risiko nya ditinggalin tim saya yang tidak setuju

contoh keempat, yang simple2 aja, saya orangnya tepat waktu. 3 hari berturut2 janjian sama orang, 3 hari berturut2 juga saya menghadapi orang yang jam karet (dasar melayu ya). Hari pertama janjian di Mcdonald cibubur (hahahaha dijadiin contoh deh, sori om). saya janjian jam 12 siang, dan ternyata jam 11 saya sudah tiba di Mcdonald. Sekitar jam 12.30 orang yang saya tunggu baru datang. Padahal orang tsb lah yang menentukan waktu pertemuan, bukan saya.

di hari kedua, saya berjumpa salah satu direktur perusahaan swasta. Ditetapkan jam 10 pagi. Seperti biasa, jam 9 pagi saya sudah tiba, dan seperti biasa orang ybs ngaret, baru dtg jam 10.30 hehehe dan lagi2 ybs lah yg menetapkan waktu pertemuan, bukan saya

di hari ketiga, janjian jam 13.00 di mall artha gading. Seperti biasa, jam 12.00 kita sudah tiba di tempat, seperti biasa lagi ybs dtg jam 13.30. dan lagi2, ybs lah yg menetapkan waktu pertemuan.

Saya hanyalah fokus berbuat benar (tepat waktu) apapun risiko nya (nungguin orang ngaret)

keputusan saya diatas bukan tidak mungkin membuat anggota tim saya tidak suka, tapi saya selalu berprinsip untuk fokus berbuat benar, karena saya tidak suka di zalimi, maka saya pun sangat menjaga diri untuk berbuat zalim.

Dan lucunya lagi, emang udah hukum alam (sunnatullah) klo orang2 yang berusaha berbuat benar itu hanya berkumpul dengan orang2 yg sejenis. Makanya ga perlu takut kehilangan teman hanya karena kita berbuat benar, tenang, anda tidak sendiri.

Itu pelajaran kedua.

Lanjut?
selanjutnya, bahwa muslim itu dianjurkan untuk produktif, bukan berangan-angan. Saya sendiri orang yang mengutamakan proses, bukan hasil.

saya pernah bilang ke tim saya, "seandainya perusahaan kita perang, dan kita kalah. Padahal tubuh kita sudah berdarah-darah, tulang-tulang pun patah, sayatan pedang dimana. Kita tidak perlu bersedih dan berkecil hati. Karena kita sesungguhnya sudah menang, karena kita sudah berusaha, dan memberikan yang terbaik. Justru yang harusnya berkecil hati adalah orang-orang yang kalah perang, sementara mereka belum bertanding dan memberikan segala-galanya"

saya pernah juga bilang ke istri, bahwa tugas suami adalah bertugas MENCARI/MENJEMPUT nafkah, bukan MENDAPATKAN nafkah. Mengerti bedanya? Karena kalo orang MENCARI/MENJEMPUT menekankan proses, masalah hasil, itu urusan Allah. Klo kita bekerja untuk MENDAPATKAN nafkah, maka itu pernyataan sifat sombong kita kepada Yang Maha Memberi Rizki..

Begitulah yang saya lakukan dengan bisnis saya sekarang dan yang akan saya jalankan

saya bisnis isp dan konsultan IT, karena ingin membantu orang yang membutuhkan bantuan internet dan IT dengan harga yang lebih murah dan orang-orang yang amanah.

saya bisnis energy karena concern saya untuk energy yang murah dan ramah lingkungan

saya bisnis agro adalah untuk memastikan bangsa kita ga akan kekurangan bahan pangan, dan lain2.

Ya, saya suka "berkarya" disini..
dan akan terus "berkarya" tanpa memikirkan hasil
karena hasil hanyalah akibat.

Inget, Islam itu mengajarkan kita untuk produktif, untuk terus berkarya. Bukan kebanyakan rencana dan angan-angan. Karena rencana2 tidak akan bisa merubah dunia, tapi karya2 kita, amal2 kita, tindakan2 kita yang akan merubah diri kita dan dunia

Istriku, Anak-anak ku, adik-adik ku, semoga tulisan ini berguna buat kalian. bahwa
1. Silaturahmi itu jauh lebih berharga daripada keuntungan
2. Fokuslah untuk berbuat benar, ga usah pikirin konsekuensinya. Pilih juga cara2 yang baik..
3. Fokuslah untuk terus berkarya, bukan untuk berencana dan bermimpi

Karena kita adalah Muslim Pengusaha
bukan Pengusaha Muslim!

smoga berguna,
www.adzanwahyu.com

No comments: